Bisnis Itu Tidak Logis

Beberapa email yang masuk ke inbox saya, banyak yang menanyakan tentang langkah-langkah memulai usaha. Pepatah mengatakan bahwa banyak jalan menuju Mekkah. Demikian juga dalam memulai usaha, banyak jalan / langkah yang bisa ditempuh untuk memulainya. Tinggal kita sendiri yang memilih mau lewat jalan mana, mau jalan yang lurus atau berputar-putar. Tidak ada yang baku dan jalan manapun yang dipilih, tidak ada yang salah. Yang salah adalah yang pingin membuka usaha tapi tidak mau memulai, itu namanya "salah sendiri…." 🙂

Memang bagi seorang yang belum pernah terlibat dalam proses menjalankan bisnis, akan terasa sulit. "Bagaimana Memulai Usaha" seperti sebuah misteri. Beberapa bertanya dengan pertanyaan yang sangat mendetail satu persatu dipertanyakan, seperti saya harus mengisi angket / kuisioner saja. Kadang pusing juga untuk menjawabnya.

Yang menjadi ganjalan saya, sepertinya banyak yang masih menggunakan otak kiri untuk memahami dunia bisnis. Si penanya ingin memahami dunia bisnis dengan pemahaman yang diketahui logikanya. Apalagi bagi yang sudah bertahun-tahun menjadi karyawan, membuka sebuah usaha bukanlah sebuah langkah yang logis.

Memang tidak ada salahnya memahami realita bisnis dengan kacamata logika otak kiri. Tapi ketahuilah bahwa otak kiri akan menganggap sesuatu itu logis, kalau sudah ada banyak data masa lalu yang sejalan dan seirama atau mempunyai pola yang sama, baru itu dinamakan logis. Padahal, untuk mengetahui sesuatu yang akan terjadi dimasa datang dengan menggunakan logika, hanya akan ketemu yang namanya ‘trend’. Padahalnya lagi, trend bukanlah garis lurus yang linear, tapi sering berkelok-kelok. Nah realita di masa yang akan datang, apalagi di dunia bisnis, tidak bisa atau tidak cukup ditangkap dengan logika saja.

Banyak perjalanan bisnis seseorang, kalau dipikirkan sangatlah tidak logis. Demikian juga dalam bidang-bidang bisnis tertentu, banyak yang sangat sulit dipahami dengan sebuah logika. Bahkan orang-orang yang sudah lama terjun dalam bisnispun sering bertemu realita yang ‘tidak logis’. Salah satu contohnya boleh dilihat di blognya Pak Roni Yuzirman atau disini, tentang bagaimana beliau-beliau yang sudah lama terjun dibidang garment, tidak habis pikir melihat fenomena bisnis distro anak muda.

Kembali mengenai bagaimana memulai usaha, kesampingkan dulu pikiran-pikiran yang mempertanyakan tentang detail langkah-langkah untuk memulai usaha. Seperti yang pernah saya ceritakan di blog ini mengenai bagaimana saya memulai usaha, yang saya gunakan cuma satu rumus yaitu rumus "POKOKNYA". Pokoknya saya harus buka usaha. Kalau ditanya usaha apa? Saya juga belum tahu, tapi Pokoknya harus buka usaha. Akhirnya satu persatu inspirasi muncul dan dengan adanya inspirasi ini langkah kita untuk memulai usaha menjadi lebih bertenaga, jauh melampaui pikiran-pikiran yang logis.

Kemudian dalam perjalanan, merawat, dan membesarkan usaha, kami juga sering mengalami hal-hal yang tidak logis. Omset yang melonjak di saat kita berpikir pasar sedang sepi. Secara tidak sengaja ketemu suplier yang lama kita cari. dll. Itu sebagian kecil contok tidak logisnya dunia bisnis. Tapi tetap, logika adalah alat bantu yang Alloh SWT ciptakan untuk kita manfaatkan. Logika kita manfaatkan untuk menganalisa trend dan untuk pengambilan keputusan agar mendekati keputusan ‘tepat’. Cuma, kalau terlalu berpikir yang logis-logis terus, usaha akan sulit untuk dimulai.

Satu lagi, kalau pembaca pernah membaca buku Quantum Ikhlas-nya Pak Erbe Sentanu, disitu dijelaskan bahwa otak kita hanya berkuasa 12% sedangkan 88% adalah urusan hati (heart). Jadi berlatihlah menggunakan yang 88% agar langkah untuk memulai bisnis menjadi terasa ringan tapi sangat kuat energinya. Salah satunya ya pakai tindakan-tindakan yang terinspirasi (inspired action).

Salam FUNtastic
Fuad Muftie
© 2007, https://fuadmuftie.wordpress.com

PS: Buat Pak Roni Yuzirman, saya mengucapkan selamat atas milad kedua blognya yang sangat inspiratif. Blog Pak Roni Yuzirman merupakan blog yang pertama kali saya download semua artikelnya dan saya baca sampai habis, sebelum saya berani memulai usaha.

11 Responses to Bisnis Itu Tidak Logis

  1. triwoko berkata:

    Mas FM,
    Lagi sibuk apa nih ? Sudah beberapa hari kagak nongol artikelnya ??!!
    Salam sukses bro… !!!

  2. Fuad Muftie berkata:

    He.. he.. he.. TDB sibuk, TDA juga lagi sibuk, happy problem lagi.
    Sukses juga ya Mas…

    Salam
    Fuad Muftie

  3. Dyah berkata:

    Muncul lagi nih..gimana perkembangan Adinna??

  4. Fuad Muftie berkata:

    He.. he.. he.. iya Bu lagi ngumpet sebentar, Addina lagi minta diperhatiin Bu. Lagi persiapan pindah tempat. Mudah2an bisa lebih maju, lebih berkembang, dan lebih baik lagi.

    Sukses juga buat Bu Dyah …

    Wassalam
    Fuad Muftie

  5. dyahpurana berkata:

    Oh ya Pak, nyambung lagi nih…klo menurut Bapak lbh feasible mana, ambil lokasi di ruko yg ramai atau di pusat perbelanjaan mis. mall yg rame juga. Soalnya nih, sewa ruko sy cuma setahun, lebaran tahun depan sdh hrs pindah, dan sy gak mau perpanjang di tempat yg sekarang ini lagi.

    Klo diitung2, ruko lbh mahal dibanding kios kecil mungil di mall. Sy bingung pilih ambil ruko (2 lantai)..sebenarnya sih kegedean tp kan bisa buat kantor usaha sy yg lain, atau kios di mall yg kecil mungil tp agak murah. Gimana pendapat Bapak??

    Cerita dong kiat pilih tempat adinna. Thx

    Wassalam,
    Dyah
    di Malang

  6. Fuad Muftie berkata:

    Kalau menurut saya tergantung segment-nya Bu. Segmen kios dan segmen mall kan jelas beda. Meskipun kadang kita belanja di mall dan kadang belanja di kios, tapi pribadi kita tentu punya pilihan yg dominan, lebih nyaman belanja di mana? Begitu juga kalau kita sebagai pedagang, mesti bisa nebak, kira2 yg mau belanja ke tempat saya tipe pelanggan2 yg spt apa?.

    Kalau berdasarkan pengalaman saya, Saya memilih di kios semata2 karena dekat dengan rumah tempat tinggal dan harga sewanya terjangkau. Masalah laku nggak laku, dulu masih gelap. Setelah bisa jalan, kayaknya Addina memang cocoknya di kios-kios saja.

    Saya sich blm punya pengalaman jualan di Mall, jadi nggak bisa banyak membandingkan. Mungkin kalau sekelas butik yg produknya limited lebih cocok di mall. Kalau jual grosiran cocok di ITC. Kalau jualan eceran cocok di pasar dan di ruko2. Itu gambaran kasar saya pribadi lho Bu.

    Kalau Addina, karena kami sudah cocok jualan di kios2, nantinya mau di geser saja ke tempat yg lebih lega / luas dan lebih strategis, biar pelanggan bisa bertambah dan pelanggan lama tidak merasa kehilangan. kalau saya lari ke Mall berarti mesti menjaring pelanggan yang baru lagi kan?

    Pakai feeling aja dulu Bu, mengenai kondisi toko Bu Dyah sekarang bagaimana dan nantinya bakal seperti apa. Dg feeling ini setidaknya bisa mendapat gambaran awal untuk melangkah selanjutnya. Ingat, LoA kan main di feeling, Quantum Ikhlas juga main di hati, baru nanti otak kiri tinggal dikendalikan.

    Salam
    Fuad Muftie

  7. yohanli berkata:

    high profit high risk
    low profit low risk
    ada opportunity pasti ada threat

    makin tinggi peluang suatu bisnis, makin banyak yang ikut,
    jadinya nggak menguntungkan lagi

  8. Asnil Fauzi berkata:

    Pak Fuad,

    Tambahin nama aku dong di daftar pengusaha muda….heheh.
    Sejak aku kenal pak Purdi dengan konsepnya “Cara GILA jadi pengusaha” dengan memakai otak kanan dibumbui dengan modal dengkul akhirnya ane bisa buka usaha kecil2an di Batam. Kebetulan modalnya cuma 30 juta….

    Usaha yang ane rintis sekarang ini bergerak dibidang penjualan pulsa electronik…Jadi Distributor dengan membeli frenchise RAJAPULSA.COM……jadi dirumah itu tu…udah ada perangkat server untuk transaksi pulsa….

    Sekalian iklan….kalau ada yang berminat menjadi dealer rajapulsa.com dengan area SUMBAGSEL (Batam, bintan, karimun, pelembang, bengkulu dan Jambi) hubungi ane di 0812 701 2005 atau klik aja di http://asnil.wordpress.com

    Thanks pak Fuad….

    Salam dari Batam

  9. Fuad Muftie berkata:

    @ Yohanli
    Bisnis itu tidak selalu linear, mungkin yg Anda maksud adalah trend pada umumnya. Tapi sering juga di bisnis terjadi kejadian diluar trend dan itu sangat banyak. Jadi tetap mungkin terjadi makin banyak pengikut makin untung, tinggak giman kreatifitas kita.

    @ Asnil Fauzi
    Sukses atas jalannya usaha Anda, semoga barokah dan memberi manfaat banyak orang.

    Wassalam
    Fuad Muftie

  10. heri berkata:

    assalamualaikum
    gmn kbrnya pak?
    naru kali ini saya bisa gabung di blog bapak. pak saya fresh graudate dari sakah satu PTN jogja, penginnya wirausaha tapi saya bingung mau mulai yang mana dulu.
    saya mau merintis bisnis pulsa. temen juga ngajak bisnis konveksi dan buku. trus ada yang ngjak bisnis jamur tiram.
    sebaiknya gimana pak apakah harus saya ikutin semua bisnis tersebut dan saya juga masih punya banyk ide. untuk modal insyaallah ada sekitar di 10 juta.

    trims sebelumnya.
    semoga sukses selalu
    wassalam

  11. Fuad Muftie berkata:

    Mas Heri

    Yang perlu diingat “tidak mungkin kita mengerjakan segalanya untuk semuanya”. Manusia ada batasnya. Kalau mau mengerjakan banyak proyek atau bisnis, harus pintar mendelegasikan wewenang dulu. Tidak mungkin semuanya dihandle sendirian, harus bisa diwakilkan kepada orang lain. Kita tinggal mengawasi, evaluasi, dan memerintah. Artinya kita harus juga punya otoritas.

    Saran saya, fokus dulu satu bidang yang benar2 ingin dimasuki, syukur yang sesuai minat / bakat Anda. Nanti pelan2 perbaiki dan perbesar usaha Anda. Kalau sudah jalan lancar coba delegasikan kepada orang lain tugas2 rutin yg banyak menyita waktu. Setelah punya waktu luang, boleh ekspansi ke usaha lain. Dan fokus lagi untuk mengembangkan dan membesarkannya.

    Perhatikan orang-orang besar, mereka bisa punya banyak usaha, karena mereka justru tidak terlibat langsung dalam berbagai usaha mereka. Bahkan awalnya mereka hanya merintis satu jenis usaha dan fokus disitu sampai bisa menjadi besar. Setelah berhasil satu bidang baru masuk bidang lain.

    Semoga bisa membantu

    Wasssalam
    Fuad Muftie

Tinggalkan Balasan ke Fuad Muftie Batalkan balasan