Peluang Selalu Ada dan Peluang Selalu Datang

November 20, 2012

Saya terharu dengan support para pembaca blog ini, baik yang berkunjung di blog ini, blog Bisnis, maupun di facebook page Bisnis. Memang namanya bisnis ada naik ada turun, ada untung ada rugi. Sedih rasanya kalau sedang merugi, tapi ya itu harus disikapi dengan positif.

Bob Sadino sendiri kalau ditanya dalam berbisnis apa yang dicari, jawabnya mencari rugi. Karena kalau selalu mencari rugi, begitu dapat untung meski sedikit, kita akan merasa bersyukur. Agama Islam juga mengajarkan kalau kita selalu bersyukur maka nikmat-nikmat kita akan bertambah. Jadi meski rugi tetep saja harus bersyukur. Bersyukur karena kita sudah membuka bisnis, coba liat berapa banyak orang yang sudah kebelet ingin bisnis tapi nggak juga berani.

Kemudian, saya sendiri punya keyakinan yang namanya peluang akan selalu ada, peluang yang ini tertutup, peluang lain akan datang. Asal kita mau mengambil tindakan untuk memanfaatkan peluang. Demikian juga dengan toko Addina. Meskipun sudah hampir bulat tekad kami untuk menutup sementara toko kami, alhamdulillah berkat doa para karyawan, doa orang tua, dan doa teman-teman semua, akhirnya kami putuskan untuk memindah toko ke tempat yang lebih pas.

Kalau ditanya kenapa pindah dan bagaimana peluang bisnis busana muslim apa sudah menurun. Jawab saya ya karena memang dinamika bisnis memang demikian, kadang naik kadang turun. Kami mengalami kerugian karena sewa toko yang lumayan tinggi, sementara tidak semua bagian yang kami sewa bisa kami optimalkan untuk bisnis. Jadi ya kami pilih pindah ke tempat yang lebih cocok dikantong usaha toko Addina.

Kemudian soal peluang bisnis busana muslim, menurut saya masih tetap prospektif. Karena sandang merupakan kebutuhan pokok kita. Dan Indonesia mayoritas beragama muslim, yang artinya masih akan ada permintaan akan busana muslim dan muslimah.

Tinggal pintar-pintar kita mengambil ceruk pasar dan memanfaatkan peluang baik yang ada di depan mata maupun masih tersembunyi. Dalam usaha kita dituntut untuk kreatif. Untuk kreatif tidaklah harus menemukan jurus baru, produk baru, dan penemuan baru. Kadang sedikit mengubah kebiasan bisnis kita, bisa mendatangkan titik balik.

Mudah-mudahan kepindahan toko Addina, membawa keberkahan bagi toko Addina, bagi kami, bagi orang tua kami, dan yang penting bagi pelanggan kami juga supplier kami. Aammiiin.

Wassalam

Fuad Muftie


Lama Nggak Nge-Blog

November 4, 2012

Luar biasa wordpress ini. Blog yg sudah lama terbengkalai, ternyata masih eksis, masih mendatangkan pengunjung juga. Hampir 2 tahun saya nggak ngurus lagi blog ini, bersyukur kalau masih banyak memberi manfaat. Dan maaf buat yg sudah kasih komentar tapi belum saya balas. InsyaAlloh dalam kesempatan mendatang akan saya sisir lagi komen-komen para pengunjung yang baik hati.

Waktu dua tahun bisa dibilang waktu yang cepat, tapi bisa juga waktu yang sangat panjang penuh lika-liku. Tergantung bagaimana sudut pandang kita kan? Bagi saya waktu dua tahun ini bener-bener penuh perjuangan, penuh kejutan, dan harus senantiasa bersyukur.

Waktu dua tahun ini banyak impian-impian saya yang terwujud. Dan adapula impian yang mesti kandas, tidak seperti yang diharapkan. Itulah namanya kehidupan, yang kata orang seperti roda berputar. Kalau bagi saya bolehlah hidup ini seperti roda berputar, kadang di atas, kadang di bawah, tapi yang penting rodanya bergerak di jalan yang menanjak. Sehingga meski roda sedang dibawah, kita tetap terus naik statusnya.

Termasuk dalam bisnis toko Addina yang menjadi cikal-bakal tumbuhnya blog ini, harus berputar ke bawah di tahun ini. Setelah beberapa tahun terakhir menorehkan profit yang lumayan, tahun ini harus menelan kerugian dan ada rencana menutup atau memindahkan usaha kami tersebut. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab dan terus kami evaluiasi. Tapi keputusan tetap harus diambil. Semoga ini keputusan yang paling tepat dan terbaik. Karena di depan sudah terhampar peluang-peluang yang menanti untuk di garap.

Mudah-mudahan saya bisa kembali menulis, berbagi pengalaman, berbagi peluang, dan bisa saling sapa dengan pengunjung blog ini.

 

Wassalam

Fuad Muftie

Blog Bisnis & Peluang Usaha


Strategi Bisnis Busana Muslim Di Daerah-Daerah

Mei 7, 2010

Tadinya cuma buat membalas komentar di postingan sebelumnya, tapi kepanjangan, saya posting di sini saja. Semoga bisa membantu, khususnya buat Pak Taufiq di Menado. Kalau ada yang kurang-kurang, mohon maaf sebelumnya.

Komentar 1 : Istri saya beberapa tahun terakhir ini berjualan pakaian terutama busana muslim. Namun penjualan yg cuma disekitar tetangga dan teman rasanya kurang berkembang dan karena sistem kredit jadinya beberapa mengalami kerugian.

Kalau soal penjualan kredit, saya dinasehati begini Pak “kalau berani memberi kredit, harus berani nagih“. Yang terjadi kan berani memberi kredit, tapi saat menagih, sulit sekali, sehingga menyurutkan keberanian kita untuk terus menagih.

Urusan kredit begini bisa belajar dari Bank. Apapun akan dilakukan agar kredit bisa terus ditagih. Sampai harus pakai debt collector segala kan.

Konsekuensinya, kalau kembali ditarik ke depan, dari awal sebelum memberi kredit harus diperhitungkan resiko kredit macet, resiko perputaran modal yang pelan, resiko perubahan harga, dll. Asumsi kredit macet, biaya penagihan dan biaya lain, semestinya bisa diperhitungan dan bisa tercover dari keuntungan yang masuk. Makanya jadi wajar kalau menjual kredit harganya lebih tinggi daripada membeli dengan cash.

Komentar 2: Untuk buka kios pertama kali untuk mengisi kios-nya apakah kita pesan lewat internet atau sebaiknya kami datang ke jakarta langsung mencari suplier misal tanah abang ? saat ini kami berdomisili di indonesia timur, manado. pernah beberapa kali pesan di internet kadang barang tidak seperti yg ditampilkan. kami pernah rugi banyak. tapi kalo ke jakarta juga saya tidak tahu harus kemana, cuman tau tanah abang tapi belum tau seperti apa.

Belajar dari pengalaman saya buka kios dulu, ada baiknya untuk mengisi toko pertama bisa diperoleh secara langsung dari supliernya. Sehingga ada kesempatan untuk memilih-milih secara langsung dan melihat secara langsung barang yang akan dibeli.

Namun mengingat lokasi anda yang jauh dari pusat grosir garment, sebaiknya dihitung-hitung biaya yang timbul jika harus mendatangi langsung pusat grosir pakaian tersebut. Sebaiknya sekali datang bisa belanja dalam jumlah banyak, sehingga biayanya menjadi lebih murah.

Alternatif lain, anda bisa mencoba melakukan kerja sama dengan orang yang satu daerah yang menjual produk yang sama / mirip, untuk bisa belanja bareng. Mungkin agak berat untuk mencari orang yang mau diajak kerja sama tersebut. Tapi kalau ada niat biasanya ada jalan, apalagi kalau bisa sambil menjalin silaturahim dan membangun kerjasama yang saling menguntungkan insyaAlloh ada jalannya.

Alternatif lain, beli saja dari pusat perkulakan di daerah anda. Anda bisa cari tahu pedagang-pedagang yang ada di daerah anda biasa mengambil barang dari mana saja. Siapa tahu sudah ada suplier di daerah anda yang bisa anda datangi. Kadang di daerah bisa ditemui suplier keliling, yang biasa berkeliling dari pasar ke pasar menawarkan barang dagangan. Biasanya mereka menggunakan armada truk atau box yang berisi barang yang ditawarkan. Siapa tahu di daerah anda ada semacam ini. (kalau belum ada bisa jadi peluang tuch Pak).

Untuk membeli dari internet, memang salah satu resikonya barang tidak sama persis dengan yang ada di foto. Bagi penjual online pasti sudah berusaha menampilkan gambar apa adanya, tapi namanya foto, tidak bisa menunjukkan kulitas bahannya, ketebalan kain, kerapihan jahitan, kualitas bordiran, dll.

Kalau beli secara online , sebaiknya beli barang contoh / sample dulu.  Sehingga bisa tahu kualitas barangnya dan tidak keluar biaya yang banyak. Baru kalau sesuai dengan yang diharapkan, lakukan pembelian dalam jumlah banyak.

Komentar 3: pertimbangan tidak memesan di internet yaitu karena di internet juga sudah ada harga barangnya, jadi kita tidak bisa menaikkan harga dan hanya berharap dari diskon ke-agenan dimana kita juga harus menanggung ongkos kirim jakarta-manado dan retur jika ada barang yg salah, bisa jadi sisa diskonnya belum mencukupi biaya operasional kios.

Mengenai harga barang, harga barang di internet umumnya adalah harga FOB, belum termasuk biaya pengiriman. Jadi kalau membeli dari internet memang harus diperhitungkan biaya kirim, asuransi, dan resiko lain, sehingga otomatis mau-tidak mau harus menaikkan harga lebih tinggi dari yang di internet. Sebenarnya sama saja dengan beli di tanah abang dan pusat grosir lain, harganya juga harga beli ditempat, kalau beli untuk dikirim ke luar daerah tetap saja akan kena biaya pengiriman.

Carilah barang-barang yang masih membuka peluang untuk dinaikkan harga jualnya. Kalau dari suplier sudah mematok harga dan tidak boleh menaikkan lagi harganya, pertimbangkan untuk mencari produk lain. Kalaupun produk tersebut memang branded dan bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung, mau tidak mau harus mengikuti harga jualnya, maka harus ditutupi dengan produk lain yang bisa memberikan margin yang lebih besar. Usahakan dalam transaksi nantinya setiap ada yang beli barang branded tawarkan juga produk lain yang memberikan profit lebih bagus. Ini untuk memberikan subsisi silang.

Saya juga sudah menjual produk toko kami, kepada pedagang di luar daerah, Kami juga hanya memberi diskon penjualan seperti yang ada di web tok saya Addina.net. Umumnya mereka menaikkan harga jauh lebih tinggi dari harga eceran di toko kami. dan mereka tetap bisa menjual dan barangnya bisa laku.

Saran saya coba pelajari harga pasaran barang-barang yang mirip dengan produk yang anda jual. Anda bisa bandingkan kualitasnya dan harganya, sehingga bisa punya sedikit patokan berapa persen kira-kira harga barang bisa dinaikkan secara optimum.

Untuk menghindari retur, ada baiknya saat transaksi lakukan komunikasi yang intens dengan penjual. Jika ada keraguan, tanyakan terlebih dulu kepada suplier. Mungkin saja bagi penjual, yang ingin dicapai adalah memberikan pelayanan yang cepat, sehingga begitu ada transaksi langsung diproses secepatnya. Jadinya muncul resiko salah kirim barang. Juga untuk melakukan retur ada baiknya lakukan bersamaan dengan pemesanan berikutnya sehingga ongko kirim baliknya bisa ditutupi dengan ongkos saat pemesanan berikutnya tersebut.

Yang terakhir, meneruskan pesan & nasehat para guru spiritual (Ustadz Yusuf Mansur dan Mas Ippho Santosa), bahwa dibalik setiap kesulitan ada beribu kemudahan dan bahwa shadaqoh di masa sulit nilainya pasti lebih tinggi dibanding shadoqoh di saat semuanya mudah. Dan shadaqoh mampu membuka pintu-pintu rejeki yang tertutup. Jadi sesuai anjuran beliau, perbanyak sedekah coba Pak, insyaAlloh akan diberikan berjuta kemudahan oleh Sang Pemberi Rejeki Alloh SWT. Ammiiiiinnn

Semoga bisa membantu.

Wassalam

Fuad Muftie

Blog Bisnis dan Dunia Usaha


Kenali dan Akrabi Sumber-Sumber Modal Usaha Untuk Percepatan Bisnis Anda

Mei 5, 2010

Ngomongin soal buka usaha maupun membesarkan usaha, selalu berujung pada ketersediaan modal kerja dalam bentuk uang atau cash. Bahkan dari awal menulis blog, selalu muncul pertanyaan dan komentar tentang keinginantahuan bagaimana cara mendapatkan modal karena tidak cukupnya modal, atau sulitnya mendapat modal, padahal sudah ingin sekali buka usaha atau sudah terdesak untuk membesarkan bisnisnya .

Meskipun sudah banyak yang berusaha meyakinkan, terutama bagi pemula bisnis, bahwa untuk membuka usaha faktor modal uang merupakan faktor yang “tidak terlalu penting” atau “bukan prioritas pertama”, tapi tetap saja kalau tidak ada modal uang sepertinya pergerakan usaha akan sedikit pelan dan terhambat.

Dan tidak dipungkiri pula bahwa dibalik setiap kesuksesan atau ledakan bisnis , sudah pasti ada pergerakan atau penambahan modal uang (hutang dan piutang) yang berhasil dihimpun pemilik usaha. Untuk itulah kita perlu sedikit lebih kreatif untuk bisa memperoleh suntikan-suntikan dana segar dari pihak lain.

Salah satu cara agar mudah mendapatkan modal adalah mesti tahu dimana modal berada dan kenali sumber-sumbernya. Setelah kenal, akrabi baik-baik sumber tersebut. “Tidak ada makan siang yang gratis” katanya, ini juga terjadi pada modal, maka perlu juga dipahami imbalan-imbalan apa yang mesti disiapkan yang akan diminta oleh sumber modal tersebut, istilah dalam iklan-iklan adalah penuhi “syarat dan ketentuan berlaku “.

Beberapa sumber modal yang patut dikenali dan diakrabi, antara lain:

Saudara, kerabat, dan keluarga. Ini mungkin salah satu sumber modal yang bisa memberikan syarat dan ketentuan yang lunak, dan patut dipertimbangkan pertama kali untuk menghimpun modal usaha.

Teman, sahabat, temannya teman, sohib, dll. Sumber ini juga patut diperhitungkan dan jadi prioritas awal, karena juga bisa menawarkan syarat dan ketentuan yang ringan.

Kartu Kredit. Kartu kredit bisa dimanfaatkan untuk tarik tunai dan dengan pengelolaan yang baik, bisa jadi sumber talangan dana dengan sistem gali lubang tutup lubang. Minimal diperlukan dua kartu kredit agar bisa aman melakukan gali lubang tutup lubang seperti ini. Tips dan trik-nya bisa cari sendiri ya 🙂

Bank. Sumber pendanaan yang paling populer barangkali. Sudah ada pilihan mau bank konvensional atau bank syariah. Yang tidak mau ambil resiko bunga, bisa ke bank syariah dengan sistem semacam bagi hasil. Tapi sebagai peminjam kita harus memenuhi persyaratan yang lengkap sebelum bisa menarik dana dari bank. Pahami dan kenali betul-betul segala persyaratan dan konsekuensi dari peminjaman ke bank ini. Jangan terpaku hanya pada bank-bank besar ternama, manfaatkan bank-bank kecil yang mampu memberikan syarat yang lebih ringan.

Pegadaian. Punya barang berharga yang masih sayang jika dijual? pegadaian bisa mengatasi masalah modal anda dengan menggadaikan barang berharga milik anda dan anda masih tetap bisa memanfaatkan dan memiliki barang tersebut. Sekarang pegadaian sepertinya semakin fleksibel. Barang-barang yang tidak bisa diagunkan di bank, bisa diterima dengan mudah di pegadaian. Bisa mobil, motor, emas, perhiasan, dll yang tidak bisa dijadikan agunan di bank, bisa digadaikan. Bunga atau biaya gadainyapun relatif ringan jika memang digunakan untuk usaha yang produktif & profitable. Juga sudah ada pilihan pegadaian konvensional dan pegadaian syariah.

CSR Perusahaan Besar. Perusahaan-perusahaan besar dan BUMN memiliki program CSR (Corporate Social Responsibility- CMIIW) yaitu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dengan memberikan bantuan kepada usaha-usaha kecil agar bisa berkembang. Syarat dan ketentuan CSR memang berbeda-beda dan relatif lebih ringan dibanding pinjaman bank. Layak untuk dikenali dan digali segala informasi dari tiap penyedia CSR agar bisa mendapat modal usaha.

Suplier. Suplier sering ingin sekali barang cepat terjual. Kalau suplier tahu kita mampu menjual barang dengan bagus, tapi kita terhambat modal, asal disampaikan dengan baik, kemungkinan besar suplier akan bersedia membantu dalam bentuk pinjaman barang dagangan.

Pembeli / Customer. Pinjam uang dari pembeli? yang bener aja? Ya, pinjam uang dari pembeli adalah praktek bisnis yang lazim. Sudah banyak yang mempraktekannya. Kalau anda punya barang dagangan yang memang dibutuhkan, pasti customer dengan rela hati akan memberikan uangnya sebagai DP (Down Payment). Bahkan banyak yang rela membayar cash keras di depan untuk mendapat barang yang diinginkan. Contoh klasik ya di dunia properti, contoh lain peluncuran handphone, note bokk dll yang memang diidamkan pembeli. Contoh lain penjualan voucher belanja sebagai gift. Orang belum beli barang tapi sudah menyerahkan uang ke kita.

Rentenir. Dalam agama rentenir sangat dilarang. Saya juga tidak menganjurkan, karena ancamannya neraka, hiiii…… Tapi karena dalam praktek masih saja ada, rentenir layak dimanfaatkan dalam kondisi yang kepepet. Dan sebagai pengusaha mestinya punya semangat negosiasi yang kuat. Makanya kalau pinjam ke rentenir mesti negosiasikan dengan baik, biar bisa keluar dari jebakan bunga dan rentenir. Tawarkan bagi hasil jika memungkinkan.

– dan lain-lain yang masih banyak lagi. Kreatifitas andalah yang membatasi. The sky is the limit.

Semoga bermanfaat

Wassalam

Fuad Muftie

Blog Peluang Bisnis & Kewirausahaan


Buku Wajib Bagi Para Calon Pengusaha : 7 Keajaiban Rezeki

Mei 1, 2010

Sudah lama saya tidak membaca buku yang dicetak di kertas. Selama ini saya hanya banyak membaca ebook dan artikel di internet. Maklum lebih murah ebook, banyak yang gratisnya. he.. he.. he.. Tapi rasa kangen saya dengan buku cetak muncul saat mendengar ada buku baru yang cukup memancing rasa ingin tahu saya.

Yang saya maksud adalah seperti apa yang tampak dalam gambar di atas, yaitu buku berjudul “7 Keajaiban Rezeki : Rezeki Bertambah, Nasib Berubah, Dalam 99 Hari, Dengan Otak Kanan” karangan Ippho Santosa. Bagaimana tidak memancing rasa keingintahuan, disitu ditulis dalam 99 hari rejeki bertamah dan nasib berubah? Siapa sich yang tidak mau coba? Belum lagi kalau baca back covernya dijamin tambah pingin cepet-cepet beli bukunya.

Akhirnya sayapun memesan ke salah satu toko buku online, lumayan dapat diskon 15%. Nggak perlu ke toko buku, hemat energi, hemat biaya, dan hemat ongkos parkir.

Setelah membacanya sayapun mengamini semua isi buku yang ditulis Ippho Santosa tersebut. Semua yang ditulis sangat sejalan apa yang saya pikirkan. Mungkin kalau anda membacanya, anda juga akan tahu bahwa semua yang ditulis sebenarnya sudah kita ketahui, cuma masih samar-samar atau masih berupa potongan-potongan informasi yang berserakan seperti potongan-potong puzzle, atau kita sendiri masih ragu-ragu dengan pengetahuan tersebut.

Bagi saya buku tersebut merupakan jawaban dan rangkuman dari semua jargon yang didengung-dengungkan para motivator dan para entreprenur selama ini. Mungkin selama ini sudah sering mendengar kalau mau buka usaha mulai saja nggak usah pakai mikir. Kalau mau buka usaha, sudah terjun saja dan bakar kapalnya biar tidak bisa balik lagi.

Setelah membaca buku ini, saya jadi lebih paham lagi tentang maksud dari apa yang disampaikan para motivator tadi. Jawabannya ternyata sudah tersimpan dalam OTAK KANAN kita. Apalagi penyampaian Ippho Santosa di buku yang nyantai, mengalir, dan penuh humor. Dijamin bisa ketawa-ketiwi membacanya, meskipun isinya sungguh sangat berbobot. Asyiklah pokoknya. Khas otak kanan-lah.

Dan satu lagi yang penting, bagi semua yang pernah berkomentar di blog saya ini dan yang sudah menulis pertanyaan, baik yang sudah saya jawab maupun belum saya jawab, kalau anda baca buku ini, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut jadi nggak penting lagi. Pertanyaan seperti “saya mau buka usaha, tapi takut”, “saya mau buka usaha, tapi nggak punya modal”, “saya pingin banget buka usaha, tapi nggak ada waktu” dan sebagainya dan lain-lainnya, semuanya akan terjawab dengan sendirinya dengan membaca bukunya Ippho Santosa ini.

Memang buku ini bukan berisi petunjuk untuk memulai usaha, buku ini tentang percepatan pertumbuhan rejeki dan nasib, tapi sebagian besar isinya klop banget, cocok banget, dan sesuai banget dengan kondisi para calon pengusaha. Buat yang sudah buka usaha juga cocok buat rujukan biar omset terus bertambah, keuntungan terus meningkat.

Terakhir, terus terang saat nulis ini saya belum baca seluruh isinya, sayang banget kalau baca cepet-cepet, he.. he.. he.. Apalagi sejak pertama nyampai di rumah, jadi rebutan sama istri buat membacanya. Tapi meskipun belum seluruhnya saya baca, saya coba praktekkan sedikit-sedikit yang sudah dibaca, alhamdulillah sejak buku tiba, sampai saat nulis ini, omset toko membahagiakan, hampir selalu diatas titik aman. Semoga terus berlanjut dan terus meningkat.

Mudah-mudahan saya bisa istiqomah mengamalkan ilmunya. Dan sebelumnya saya mohon ijin sama Mas Ippho Santosa, kalau sewaktu-waktu saya kutip isi bukunya buat sharing di blog ini. Pokoknya top markotop, good marsogood, best margobest dech.

Super Highly Recomend Book.

Kalau tertarik, jangan mikir lagi buat beli bukunya. Langsung saja beli, lewat online juga bisa koq. Oh ya saya nggak dibayar lho sama Mas Ippho Santosa buat ngasih rekomendasi ini, saya malah mbayar bukunya, he.. he.. he..

Salam FUNtastic & Merdeka.
Addina.net
Toko Addina
Jl Wijaya Kusuma Raya No. 40 Jakarta Timur
Fuad Muftie


Berikan Pelayanan Yang Baik, Maka Uang Akan Mengikuti

April 17, 2010

Saya mendapat nasehat ini sudah sekitar setahun yang lalu. Dan sampai sekarang masih terngiang di telinga. Membuat saya harus terus introspeksi diri dalam menjalankan bisnis kecil saya.

Saya diberitahu kalau dalam bisnis itu “Kalau kita mengejar uang, maka pelayanan akan mengejar kemudian (akan menyesuaikan), sedangkan kalau kita memberikan pelayan yang terbaik, maka uanglah yang akan mengejar-ngejar kita”.

Sepintas sepertinya sama saja, dua-duanya soal mencari uang dan memberi layanan. Tapi dalam prakteknya kedua kutup tersebut sangat jauh berbeda bagai langit dan bumi.

Kalau kita mengejar uang, yang penting uang dapat, pelayanan apapun akan kita berikan agar uangnya dapat kita raih. Yang terjadi seperti yang mungkin sering kita alami, kita menjadi mendapat pelayanan sekedarnya, pelayanan yang asal-asalan. Bahkan (maaf) sering harus dibumbui dengan kata-kata dusta.

Mungkin familiar kalau kita dipasar mendengar kata “ini sudah murah koq Pak, tadi saja sudah ada yang nawar segini, nggak saya kasih”. Apa yakin tadi sudah ada penawar yang dimaksud. Atau kata-kata begini “ini bagus semua Bu, buahnya manis-manis semua” dan yang terjadi setelah dibeli baru ketahuan buahnya asam semua.

Pada kutup kedua kalau kita fokus dipelayanan lebih dulu, memang serasa tidak ada korelasi langsung dengan uang yang mengalir. Sudah sering terjadi pelayanan sudah diberikan dengan sebaik-baiknya, yang terjadi pembeli malah nggak jadi beli dan menunda pembelian.

Memang demikian, sering yang terjadi pembeli tersebut tidak jadi membeli di tempat kita saat ini, tapi pelayanan yang baik akan terekam di pikiran calon pembeli. Yang mungkin terjadi kemudian, di waktu lain pembeli tersebut kembali dan kembali ke tempat kita.

Saya sebagai pembeli sudah sering mengalami, lebih baik beli di tempat A daripada di B karena layanannya mantab, meski untuk ke tempat A harus dengan sedikit pengorbanan.

Jadi marilah kita ingat-ingat untuk senantiasa memprioritaskan pelayanan, insyaAlloh uang akan mengalir, karena namanya rejeki nggak akan lari ke mana….

Wassalam

Fuad Muftie
Addina.net
Toko Addina
Jl Wijaya Kusuma Raya No. 40 Jakarta Timur


Rahasia Kaya Raya dari Orang yang sukses

Oktober 15, 2009

Mohon maaf lama nggak Posting. Sekali ini posting Copy-Paste dari sumber lain. Sumbernya di sini, judulnya : Rahasia Kaya Raya dr Orang yang sukses.

Berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, saya dipertemukan dengan hamba-Nya yang satu ini. Beliau adalah seorang leader yang selalu mengayomi, memberikan bimbingan, semangat, inspirasi, ide dan gagasan segar. Beliau ekoseorang pemimpin yang mampu menggerakkan ratusan hingga ribuan anak buahnya. Beliau seorang guru yang memiliki lautan ilmu, yang selalu siap ditimba oleh anak-anaknya dan bagai tiada pernah habis.

Saat ini beliau memiliki berbagai macam bidang usaha, di antaranya sebagai supplier dan distribusi alat dan produk kesehatan, puluhan hektar tambak, puluhan hektar ladang, berpuluh rumah kos, ruko, stand penjualan di mall, apartemen dan lain-lain. Pernah saya mencoba menghitung, penghasilan beliau bisa mencapai Rp 1 Milyar per bulannya. Sebuah pencapaian luar biasa bagi saya dan kebanyakan orang lain.

Pertemuan antara saya dan beliau yang saya ceritakan di bawah ini terjadi beberapa tahun yang lalu, di saat penghasilan beliau masih berkisar Rp 200 juta per bulan. Bagi saya, angka ini pun sudah bukan main dahsyatnya. Sengaja saya tidak menyebutkan namanya, karena cerita ini saya publish belum mendapatkan ijin dari beliau. Kita ambil wisdomnya saja ya.

Suatu hari, terjadilah dialog antara saya dengan beliau di serambi sebuah hotel di Bandung . Saya ingat, beliau berpesan bahwa beliau senang ditanya. Kalau ditanya, maka akan dijelaskan panjang lebar. Tapi kalau kita diam, maka beliau pun akan “tidur”. Jadilah saya berpikir untuk selalu mengajaknya ngobrol. Bertanya apa saja yang bisa saya tanyakan.

Sampai akhirnya saya bertanya secara asal, “Pak, Anda saat ini kan bisa dibilang sukses. Paling tidak, lebih sukses daripada orang lain. Lalu menurut Anda, apa yang menjadi rahasia kesuksesan Anda?”

Tak dinyana beliau menjawab pertanyaan ini dengan serius.

” Ada empat hal yang harus Anda perhatikan,” begitu beliau memulai penjelasannya.

RAHASIA PERTAMA

“Pertama. Jangan lupakan orang tuamu, khususnya ibumu. Karena ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari mengandung 9 bulan lebih, itu sangat berat. Ibu melahirkan kita dengan susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak kaki ibu. Ibu bagaikan pengeran katon (Tuhan yang kelihatan).

Banyak orang sekarang yang salah. Para guru dan kyai dicium tangannya, sementara kepada ibunya tidak pernah. Para guru dan kyai dipuja dan dielukan, diberi sumbangan materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah; namun ibunya sendiri di rumah dibiarkan atau diberi materi tapi sedikit sekali. Banyak orang yang memberangkatkan haji guru atau kyainya, padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik.

Pesan Nabi : Ibumu, ibumu, ibumu… baru kemudian ayahmu dan gurumu.
Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua. Kumpulkan seribu ulama untuk berdoa. Maka doa ibumu jauh lebih mustajabah.” Beliau mengambil napas sejenak.

RAHASIA KEDUA

“Kemudian yang kedua,” beliau melanjutkan. “Banyaklah memberi. Banyaklah bersedekah. Allah berjanji membalas setiap uang yang kita keluarkan itu dengan berlipat ganda. Sedekah mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta dan hati kita. Sedekah melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin membalas sedekah kita dengan rejeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan kita dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, kesempatan, dan lain-lain.

Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta kepadamu. Karena saat itulah sebenarnya Anda dibukakan pintu rejeki. Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik. Kalau punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam. Pilihkan lembar uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil menunduk (menghormat) . Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk hatinya, ‘Belum pernah ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti ini.’ Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan Anda dengan kelimpahan rejeki, kesehatan dan kebahagiaan.

Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu sama saja dengan menutup pintu rejekinya sendiri.

Dalam kesempatan lain, ketika saya berjalan-jalan dengan beliau, beliau jelas mempraktekkan apa yang diucapkannya itu. Memberi pengemis dengan selembar uang ribuan yang masih bagus dan memberikannya dengan dua tangan sambil sedikit membungkuk hormat. Saya lihat pengemis itu memang berbinar dan betapa berterima kasihnya.

RAHASIA KETIGA

“Allah berjanji memberikan rejeki kepada kita dari jalan yang tidak disangka-sangka, ” begitu beliau mengawali penjelasannya untuk rahasia ketiganya. “Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya supaya itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada jalannya.”

“Benar di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya : Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga” , saya menimpali (QS Ath Thalaq 2-3).

“Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar kita mendapatkan rejeki yang tidak diduga-duga? ,” tanya beliau.

“Ya, bagaimana caranya?” jawab saya. Saya pikir cukup dengan bertaqwa, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan mengirim rejeki itu datang untuk kita.

“Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan, kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!” jawaban beliau ini membuat saya berpikir keras. “Saat seperti itulah, Anda menjadi rejeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak disangka-sangka pula.”

“Walau pun itu orang kaya?” tanya saya.

“Ya, walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan. Mungkin dompetnya hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja. Maka jika Anda temui itu dan Anda bisa menolongnya, segera bantulah.”

“Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang kan banyak orang jalan kaki, datang ke rumah kita, pura-pura minta sumbangan rumah ibadah, atau pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan. Sumbangan yang katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri,” saya bertanya lagi.

“Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti itu,” jawab beliau. “Kalau Anda tanya, sebenarnya dia pun tidak suka melakukan kebohongan itu. Dia itu sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau tidak punya pekerjaan yang benar. Dia itu butuh makan, namun sudah buntu pikirannya. Akhirnya itulah yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti, serahkan pada Allah. Allah yang menghakimi perbuatannya, dan Allah yang membalas niat dan pemberian Anda.”

RAHASIA KEEMPAT

Wah, makin menarik, nih. Saya manggut-manggut. Sebenarnya saya tidak menyangka kalau pertanyaan asal-asalan saya tadi berbuah jawaban yang begitu serius dan panjang. Sekarang tinggal satu rahasia lagi, dari empat rahasia seperti yang dikatakan beliau sebelumnya.

“Yang keempat nih, Mas,” beliau memulai. “Jangan mempermainkan wanita”.

Hm… ini membuat saya berpikir keras. Apa maksudnya. Apakah kita membuat janji dengan teman wanita, lalu tidak kita tepati? Atau jangan biarkan wanita menunggu? Seperti di film-film saja.

“Maksudnya begini. Anda kan punya istri, atau suami. Itu adalah pasangan hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda. Dia ikut besama Anda di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian seadanya, dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk berhasil.”

“Lalu?” saya tak sabar untuk tahu kelanjutan maksudnya.

“Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya jabatan, lalu menikah lagi. Atau mulai bermain wanita (atau bermain pria, bagi yang perempuan). Baik menikah lagi secara terang-terangan, apalagi diam-diam, itu menyakiti hati pasangan hidup Anda. Ingat, pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan berdoa untuk kesuksesan Anda. Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu, Anda meninggalkannya. Atau Anda menduakannya. ”

Oh… pelajaran monogami nih, pikir saya dalam hati.

“Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Merasa “keadilan” yang dikatakan Al Qur’an hanya berupa keadilan material. Rumah tangganya jadi kacau. Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela. Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini. Banyak orang yang jatuh karena hal seperti ini. Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya ikut punya andil dalam kesuksesan dirinya,” beliau melanjutkan.

Hal ini saya buktikan sendiri, setiap saya datang ke rumahnya yang di Waru Sidoarjo, saya menjumpai beliau punya 1 istri, 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan.

sumber: http://www.kaskus.us/showpost.php?p=107260485&postcount=8

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan wisdom-nya.

Wassalam

Fuad Muftie
Addina.net
Toko Addina
Jl. Wijaya Kusuma Raya No. 40
Jakarta Timur


Pingin berjualan secara Cash, tapi banyak yang minta Kredit, gimana dong?

Juni 19, 2009

Ada beberapa pertanyaan yang masuk di komentar maupun email saya menanyakan hal yang sama serperti judul posting-an di atas. Ingin sekali berjualan secara cash, tapi calon pembeli kebanyakan minta kredit, kira-kira dikasih nggak ya buat yang minta kredit?

Hal seperti ini jamak terjadi pada para penjual yang menawarkan dagangannya kepada teman, saudara, dan tetangga. Kalau ada yang minta kredit, biasanya yang terpikir adalah barang cepat laku, tapi modal tidak cepat kembali. Kalau ingin menolak, yang terpikir adalah barang jadi tidak cepat laku; kalau sekarang ditolak, apa nanti ada yang mau beli nggak ya? Jadi agak dilematis.

Kalau menurut saya boleh tidaknya mengambil secara kredit sangat tergantung pada diri kita sendiri. Kita dari awal harus sudah memutuskan akan menjual barang secara kredit atau secara cash, atau mengkombinasikan keduanya cash dan kredit. Kalau sudah diputuskan cara bisnis kita, baru disusun strateginya.

Jika diawal sudah diputuskan berjualan secara cash, ya harus tegas menolak permintaan pembelian kredit. Apapun alasannya dan apapun resikonya. Tapi sebaiknya harus dipersiapkan strategi lain sebagai back-up agar calon pembeli tetap mau membeli, dan tidak ditinggalkan begitu saja. Misalnya tawarkan harga yang benar-benar bersaing dan harga terbaik dibanding tempat lain, atau diberi hadiah produk lain kalau mau membeli secara cash. Intinya tunjukkan bahwa membeli secara cash jauh lebih menguntungkan.

Demikian juga kalau dari awal sudah memutuskan untuk berjualan secara kredit. Kita juga harus mempersiapkan strategi dan prosedurnya.

Pertama kita mesti jeli memilih calon pembeli yang benar-benar bisa mencicil. Hati-hati dengan pembeli yang suka ngemplang dan sulit ditagih. Kuncinya kalau kita berani memberi kredit, kita juga harus berani menagih. Kalau nggak berani nagih, jangan berjualan secara kredit.

Kedua, berikan dan tawarkan jangka waktu cicilan yang pasti, yang enak dan menyenangkan buat kedua belah pihak. Sama seperti kita kredit di bank, bank akan meminta kita membayar cicilan tepat waktu, kalau tidak tepat waktu, kena pinalti. Demikian juga kita harus “mendidik” pembeli agar bisa mencicil dengan tepat waktu.

Ketiga, mengeni harga jual, juga harus dibedakan antara harga beli secara cash dengan harga beli secara kredit. Hal ini harus disampaikan di awal-awal transaksi. Waktu kita menawarkan barang dagangan, sampaikan dengan jelas pada calon pembeli. Misalnya, kalau mau beli secara cash harganya Rp 100.000, tapi kalau mau kredit, saya minta harganya Rp. 130.000, dan bisa dicicil sekian kali.

Keempat, jangka waktu cicilan juga sebaiknya disesuikan dengan pekerjaan calon pembeli. Kalau calon pembeli adalah karyawan yang gajinya bulanan, minta juga cicilan dilakukan bulanan. Kalau pembeli mendapat penghasilannya mingguan, minta agar cicilan dilakukan secara mingguan. Dan kalau penghasilan calon pembeli bisa harian (sama-sama pedagang misalanya), bisa minta dicicil harian.

Kelima, yang penting lagi buat kita sebagai penjual adalah catatan harus rapi dan harus rajin menagih dan terus mengingatkan pembeli tentang cicilan. Kalau hal seperti ini memberatkan dan membuat kita tidak enak, ya jangan berjualan secara kredit.

Keenam, berjualan kredit sebaiknya didukung modal yang kuat. Karena sama saja modalnya kita pinjamkan pada orang lain. Namun, jangan sampai menyurutkan niat anda, jika modal anda terbatas. Dengan modal terbatas, tetap saja bisa memberikan kredit. Asal kita rajin menagih dan disiplin dalam mengelola keuangan. Keuangan pribadi jangan dicampur aduk dengan keuangan keluarga. Modal harus terus berputar, kalau sampai macet, berarti harus gigih mengejar orang yang menunggak cicilan. Usahakan roda usaha terus berputar, dengan mengatur waktu cicilan dan penagihan dengan waktu untuk belanja barang yang baru.

Berjualan secara kredit, kalau dikelola dengan baik juga sangat menjanjikan. Kita bisa belajar dari perusahaan-perusahaan penjual secara kredit. Seperti produk-produk elektronik, produk furniture, dan barang keperluan rumah tangga. Dalam sekala besar kita mengenal seperti Columbia. Columbia bisa menjadi besar, hampir semuanya dengan berjualan secara kredit. Bahkan bisa sampai memiliki armada penjualan yang banyak, loyal, dan penuh semangat.

Dalam sekala kecil kita bisa belajar dari para pedagang minyak keliling yang sering lewat di depan rumah kita (penjual minyak goreng, gas elpiji 3kg, dll). Para pedagang minyak ini, tadinya saya pikir cuma berjualan minyak doang. Tapi ternyata saat menjual minyak, dia juga menawarkan produk lain seperti radio, tv, rice cooker, kulkas, magic jar, dll dan bisa dibeli secara kredit. Kalau ada yang mau membeli, baru dia menghubungi penjual produk-produk tersebut. Tentunay dia sudah ada deal dengan suplier untuk ikut menjualkan produk-produknya.

Intinya, kembali di awal, kita harus memutuskan dari pertama kali sebelum mulai berbisnis, kita mau jualan kredit atau jualan cash. Jangan berjualan tanpa rencana, sehingga bingung sendiri saat ada calon pembeli yang menawar dagangan kita.

Semoga bermanfaat dan semoga bisa membantu

Sukses buat Anda

Salam FUNtastic dan Merdeka

Fuad Muftie

© 2009, https://fuadmuftie.wordpress.com/
Addina.net
Toko Addina, Jl. Wijaya Kusuma Raya No. 40, Perumnas Klender, Jakarta Timur, 021-9828 4731
~ Distro Jilbab, Kerudung, Busana Muslimah, Busana Muslim Anak, Aneka Produk Herbal, dll


Apa Benar Buka Usaha Itu Sangat Mudah Asal Ada Modal?

Mei 15, 2009

Tergelitik oleh komentar salah satu pengunjung blog saya di posting ini, saya jadi ikut mikir-mikir, apa memang bisa dan memungkinkan kalau tiap orang mau buka usaha bisa langsung sukses, berhasil, dan nggak pakai gagal segala.

Baca dulu komentarnya:

“SAYA PIKIR BUKA USAHA ITU SANGAT MUDAH ASAL ADA MODAL YANG MENDUKUNG DAN SEDIKIT KETRAMPILAN TAPI UNTUK USAHA TERSEBUT BISA JALAN OTOMATIS MEMBERIKAN OMSET YANG MENGUNTUNGKAN TIAP HARINYA BISA UNTUK MENCUKUPI KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN BISA UNTUK MENYISIHKAN UNTUK MENABUNG ITU SANGAT SULIT DI WUJUDKAN

DAN KENAPA KEBANYAKAN ORANG YANG TELAH BERHASIL MENDIRIKAN USAHA YANG TELAH SUKSES, SAAT DIA MEMBUKA UASAHA LAGI KEBANYAKAN KOK BERHASIL

SEPERTI WARALABA-WARALABA SEPERTINYA KOK JALAN TERUS SEPERTI ADA RUMUS ANTI GAGAL

ADAKAH RUMUS BAGI PEMULA ATAU YANG PUNYA MODAL KECIL BISA YAKIN SEPERTI WARALABA TERSEBUT”

Yang terpikir oleh saya justru keyakinan seperti inilah yang membuat kita sulit untuk maju. Salah satu keyakinan dasar yang mesti diyakini bagi pemula seperti kita adalah bahwa membuka dan menjalankan usaha itu memang punya potensi untuk sukses tapi itu perlu PROSES.

Kalau sampai dalam diri kita muncul keyakinan bahwa usaha itu mudah asal ada modal, biasanya karena kita melihatnya yang instan-instan, yang sudah jadi, dan yang orang lain raih yang tampak seperti kesuksesan sesaat saja. Kita melihatnya hasil akhir berupa kesuksesan orang lain, kita tidak tahu bagaimana proses detailnya. Dan memang kecenderungan orang sukses akan menceritakan kisah suksesnya, dengan sedikit menceritakan detail-detail kegagalannya. Karena kita sendiri juga tidak akan senang kalau banyak-banyak mendengar cerita gagal kan?

Makanya sering disampaikan oleh para pengusaha agar kita siap menjalani PROSES-nya dan siap menikmati PROSES-nya, baik itu proses gagal (sementara) maupun proses menuju suksesnya. Dan namanya juga proses pasti butuh waktu, kita harus sabar dengan proses tersebut. Dan kita juga mesti bisa menikmati semua kejadian-kejadian dalam setiap prosesnya. Karena gagal dan sukses hanyalah status sementara, yang abadi adalah prosesnya.

Mirip-mirip seperti film bioskoplah, kalau baru saja mulai tokohnya langsung bisa mematikan penjahat, tentu filmnya jadi tidak seru. Yang menjadikan film itu menarik adalah prosesnya dari awal sampai akhir bagaimana si tokoh jatuh dan bangun sampai bisa menang.

Sama juga halnya dengan tumbuh-tumbuhan disekitar kita, bijih ditanam tidak langsung tumbuh jadi pohon besar. Biji yang keras, harus memecah dirinya sendiri agar daun bisa muncul dan akar bisa menancap. Mungkin kalau kita jadi benih kita juga akan merasakan bagaimana sakitnya memecah dan membelah diri sendiri. Belum lagi setelah tumbuh daun, si pohon akan terkena terpaan angin, gangguan mahluh hidup lain, jamur, parasit dll. Semua harus dijalani untuk bisa tumbuh jadi besar.

Mirip-mirip juga dengan bayi yang baru lahir, berbulan-bulan hanya bisa pasrah, harus belajar guling-guling, belajar merangkak, jatuh bangun, baru kemudian bisa berjalan, dan berlari. Sudah bisa jalanpun masih harus tersandung, terpeleset, dan terbentur sampai benar-benar bisa menjaga keseimbangan tubuhnya.

Sudah sering disampaikan oleh para mentor agar fase awal membuka usaha itu bisa dijadikan sebagai fase untuk belajar. Seperti kita kecil dulu, mau nurut belajar dari TK, SD, SMP, SMU, Kuliah, dst. Semua proses tersebut selalu butuh biaya dan pengorbanan, dan kita belum bisa langsung memetik profitnya.

Kalaupun di awal-awal usaha kita bisa mendapat profit, sebisa mungkin profit tidak dihabiskan untuk konsumsi. Sebagian mesti dihemat buat kita simpan, kita kumpulkan, dan putar kembali untuk mengakumulasi modal. Pastinya agar usaha bisa terus tumbuh, membesar, dan tidak layu. Selain itu di fase awal juga kita gunakan untuk membangun basis pelanggan. Usaha tanpa pelanggan sama saja seperti ular sanca. Hari ini bisa makan, sebulan kemudian kita terus puasa, sambil berburu mangsa berikutnya. Kalau punya basis pelanggan yang kuat, sama saja kita punya kran yang terhubung dengan pipa dari mata air, air akan terus mengalir.

Perlu juga diawal-awal usaha, kita jadikan sarana membangun sistem. Kita rapikan pembukuan, kita permak dan terus kita upgrade toko, kios, atau webstore kita. Kita didik staff dan karyawan kita. Begitu seterusnya agar usaha bisa jalan lancar dan tidak terus menerus memusingkan kita. Kita perbaiki cara kerja usaha kita juga sistem pemasarannya. Kalau saja tiap hari kita bisa meningkatkan 0.1% maka setahun usaha berjalan usaha kita sudah berkembang 36%.

Dan yang penting lagi di awal-awal membuka usaha kita usahakan bisa mendapatkan bagaimana feel atau jiwa sebagai pengusaha. Biasanya orang mengatakan “jiwa bisnis”. Dan umumnya calon entrepreneur sering mengeluh takut membuka usaha karena tidak punya jiwa bisnis. Ya memang harus mulai dulu dan belajar dulu baru dech ketemua jiwa bisnisnya.

Kebiasaan kita memang cuma mau melihat hasil akhirnya. Seperti komentar tadi “SEPERTI WARALABA-WARALABA SEPERTINYA KOK JALAN TERUS SEPERTI ADA RUMUS ANTI GAGAL”. Sebenarnya waralaba awalnya juga tidak langsung jreng abrakadabra jadi seperti ini. Pasti telah melalui tahapan proses metamorfosa. Kita lihat enaknya sekarang, tapi siapa yang tahu bagaimana perjuangan si pemilik waralaba dulu di awal usahanya. Ingat saja cerita awal mula Kolonel Sanders membangun KFC, bagaimana Kolonel menawarkan resepnya dari restoran ke restoran, dan dari penolakan ke penolakan.

Saya selalu ingat nasehat Pak Hadi Kuntoro yang mengatakan bahwa “kesulitan-kesulitan yang anda hadapi sekarang, akan menjadi kenangan indah di masa depan”. Dan memang benar kan, coba anda ingat-ingat lagi kesulitan yang anda hadapi di waktu SMP dulu. Bukankah sekarang telah menjadi kenangan indah, yang kalau mengenangnya membuat kita senyum-senyum sendiri.

Jadi bolehlah dipikirkan lagi, baru berapa lama kita masuk di bisnis ini. Anggap saja sekarang anda sedang menanam bibit. Jangan buru-buru ingin memetik bunganya dan buru-buru ingin memetik buahnya. Ikuti proses tumbuhnya benih tersebut. Dan yakinlah ada waktunya nanti untuk memetik hasilnya.

Yang lebih penting lagi bagi pemula bisnis seperti kita, bahwa bisnis kadang tidak bisa dihitung secara matematis. Dalam bisnis tidak selalu 1 + 1 = 2. Sudah sering dan banyak yang membuktikan di bisnis 1 + 1 bisa jadi 4 bisa jadi 10 dan seterusnya. Prinsip bisnis yang perlu diingat dalam bisnis adalah kita harus selalu memberi nilai tambah dalam bisnis kita. Jadi rumusnya malah jadi 1 + 1 – 1 = 5 siapa yang tahu?

Selain itu faktor-faktor diluar kendali kita perlu juga diperhitungkan. Faktor spiritual misalnya. Seperti nasehat para alim ulama bahwa semakin banyak memberi kita akan banyak menerima juga. Dan ingat bahwa dari hasil jerih payah kita juga melekat hak orang lain, yang harus kita sisihkan, kita bersihkan, dan kita berikan pada yang berhak. Makanya dari hasil usaha kita jangan semuanya kita konsumsi, harus juga disalurkan zakat dan shodaqohnya. Dan yakinlah itu akan menambah dan memperlancar rejeki kita.

Sering sekali diceritakan oleh Ustadz Yusuf Mansur mengenai jamaahnya yang mengalami perubahan cepat dalam taraf hidupnya setelah memperbanyak infaq, shodaqoh, dan zakatnya. Ada yang sudah kehabisan modal dan banyak hutang, kemudian justru diminta untuk mensedekahkan sisa-sisa harta yang dimiliki. Setelah itu terjadilah titik balik dan perubahan drastis. Jadi kalau sedang kehabisan modal, sedekahlah. Sudah banyak yang membuktikan “the power of giving”, banyak zakat dan sodaqoh banyak mendatangkan rizki yang berlimpah.

Maaf kalau jadi kayak ceramah, ini tulisan spontan saja setelah membaca komentar diatas. Intinya kalau mau enak-enakan di bisnis, ya tunggu waktunya, itu nanti. Kalau semua orang yang mulai bisnis bisa langsung untung besar semua, ya pasti tidak akan ada yang mau jadi karyawan. Semua pasti jadi pengusaha, itu sama saja membuat ketidakseimbangan alam. Dan justru kekuatan kita melewati kesulitan dan mengubahnya menjadi keberhasilan adalah penghargaan yang tak ternilai harganya bagi seorang pengusaha.

Yang terakhir buat anda yang sedang mengalami kesulitan, perbanyaklah tali silaturahim. Datangilah para pengusaha di sekitar anda. Carilah mentor yang terdekat yang bersedia dan berkenan membimbing anda, memberi support, dan memberi masukan buat Anda. Atau bergabunglah dalam kelompok-kelompok mastermind atau klub pengusaha atau kelompok-kelompok semacamnya, yang akan menjadi katalisator kemajuan usaha Anda.

Semoga bermanfaat dan semoga bisa membantu banyak orang.

Salam FUNtastic & Merdeka!

© 2009, https://fuadmuftie.wordpress.com/
Toko Addina, Jl. Wijaya Kusuma Raya No. 40, Perumnas Klender, Jakarta Timur, 021-9828 4731
~ Distro Jilbab, Kerudung, Busana Muslimah, Busana Muslim Anak, Aneka Produk Herbal, dll

“Benahi diri, Bangkitkan Indonesia, Menuju Indonesia yang membanggakan!”


Selalu ada Solusi dari Setiap Masalah

April 6, 2009

Satu hal yang sering dianalogikan bagi seorang pengusaha adalah ia sebagai problem solver atau pemecah masalah atau pembeli solusi. Karena justru dari kegiatan memberi solusi ini seorang pengusaha berhak menerima reward atau profitnya.

Ada orang yang tidak bisa menanam padi, tapi butuh makan, maka pengusaha memberinya solusi dengan menyediakan (mendatangkan dan menjual) beras. Sudah ada beras, tapi tidak sempat masak, maka pengusaha memberi solusi dengan menyediakan makanan cepat saji. Ada lagi orang yang ingin punya rumah, tapi tidak bisa membangunnya sendiri, maka si pengusaha membatu membuatkan rumah buat orang tadi dan menjualnya pada orang tersebut. Itu gambaran gampangnya.

Nah, lebih dalam lagi, dalam setiap aktifitas berusaha atau berbisnis, seorang pengusaha juga pasti akan menemukan masalah-masalah yang harus ia pecahkan. Entah masalah SDM, pemasaran, hubungan interpersonal, atau bahkan masalah dalam keluarga sendiri. Karena tanggung jawab atas ada-tidaknya solusi bagi setiap masalah dalam bisnis juga pasti kembali pada si pengusaha alias si business owner.

Makanya, salah satu nilai yang harus ditanamkan dalam diri seorang pengusaha adalah “semangat solusi” (mengambil istilah yang disampaikan Aa Gym). Semangat solusi ini tidak hanya dibutuhkan saat ada masalah, tapi sejak awal mula berniat membuka usaha dan selama dalam perjalanan mengembangkan dan memajukan bisnisnya, harus selalau ditekankan dan mengingatkan pada diri sendiri akan semangat solusi ini.

Bagi pengusaha pemula, ketika baru saja punya niat ingin punya usaha saja sudah banyak masalah. Mulai dari modal, suplier, barang / logistik, pemasaran, dll. Kalau memang sudah ada niatan, jangan sampai masalah tersebut tetap dianggap masalah, anda sendirilah yang bertanggungjawab untuk memecahkan masalahnya.

Seperti di blog saya ini, kalau ada kontes pertanyaan favorit, maka pemenangnya adalah pertanyaan tentang “saya ingin punya usaha, tapi tidak punya modal, bagaimana?” Itu memang masalah klasik Makanya bagi para calon pengusaha, itulah masalah pertama yang mesti diselesaikan. Kalau anda sudah bisa mengatasi masalah permodalan di awal dan tetap memegang prinsip semangat solusi, maka dalam perjalanan nanti apapun masalah yang datang akan dihadapi dengan tenang.

Semoga bermanfaat

Wassalam, Salam FUNtastic & Merdeka!

Fuad Muftie

© 2009, https://fuadmuftie.wordpress.com/
Toko Addina, Jl. Wijaya Kusuma Raya No. 40, Perumnas Klender, Jakarta Timur, 021-9828 4731
~ Distro Jilbab, Kerudung, Busana Muslimah, Busana Muslim Anak, Aneka Produk Herbal, dll

“Benahi diri, Bangkitkan Indonesia, Menuju Indonesia yang membanggakan!”
)|( Harapan itu masih ada….. )|(